lama dah aku x menulis disini....
menghitung hari menanti saat peperiksaan membuatkan aku semakin sibuk
maaf andai tiada post yang terbaru..
mungkin dalam masa terdekat post terbaru dari saya....
Kehidupan kita di dunia ini tidak menjanjikan satu jaminan yang berkekalan. Apa yang ada hanyalah percubaan, cabaran dan pelbagai peluang. Jaminan yang kekal abadi hanya dapat ditemui apabila kita kembali semula ke pada Ilahi.
Thursday, March 24, 2011
Tuesday, February 15, 2011
PERJUANGAN
Isu perang kini bermain diminda manusia walau dimana pun berada, bermacam perjuangan yang kita lihat pada zaman sekarang. tapi untuk islam kita wajib berjihad. sebelum berjihad dalam peperangan di bawah ini disenaraikan beberapa hadis berkenaan perjuangan dan jihad dalam ISLAM yang dapat kita fahami serba sedikit,
1. Boleh menyerbu orang-orang kafir yang sudah pernah diajak memeluk agama Islam, tanpa memberitahu lebih dahulu
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari Nafik, ia berkata: Rasulullah saw. pernah menyerbu Bani Mushthaliq di saat mereka dalam keadaan terlena serta hewan-hewan ternak mereka sedang diminumkan dari sumber mata air. Lalu beliau membunuh pasukan perang mereka, menangkap tawanan mereka dan pada hari itulah Rasulullah mendapatkan Juwairiah binti Harits. Selanjutnya Nafik mengatakan: Abdullah bin Umar menceritakan hadis ini kepadaku karena termasuk anggota pasukan Islam pada saat itu. (Shahih Muslim No.3260)
Dari Nafik, ia berkata: Rasulullah saw. pernah menyerbu Bani Mushthaliq di saat mereka dalam keadaan terlena serta hewan-hewan ternak mereka sedang diminumkan dari sumber mata air. Lalu beliau membunuh pasukan perang mereka, menangkap tawanan mereka dan pada hari itulah Rasulullah mendapatkan Juwairiah binti Harits. Selanjutnya Nafik mengatakan: Abdullah bin Umar menceritakan hadis ini kepadaku karena termasuk anggota pasukan Islam pada saat itu. (Shahih Muslim No.3260)
2. Perintah memberikan kemudahan dan tidak menakut-nakuti
· Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya untuk melaksanakan suatu urusan, beliau akan bersabda: Sampaikanlah kabar gembira dan janganlah menakut-nakuti serta permudahlah dan janganlah mempersulit. (Shahih Muslim No.3262)
Ketika Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya untuk melaksanakan suatu urusan, beliau akan bersabda: Sampaikanlah kabar gembira dan janganlah menakut-nakuti serta permudahlah dan janganlah mempersulit. (Shahih Muslim No.3262)
· Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah bersabda: Permudahlah dan jangan mempersulit dan jadikan suasana yang tenteram jangan menakut-nakuti. (Shahih Muslim No.3264)
Rasulullah saw. pernah bersabda: Permudahlah dan jangan mempersulit dan jadikan suasana yang tenteram jangan menakut-nakuti. (Shahih Muslim No.3264)
3. Pengharaman berkhianat
· Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila Allah telah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian pada hari kiamat, maka akan diangkatlah sebuah panji untuk setiap pengkhianat lalu dikatakan: Inilah pengkhianatan si fulan bin fulan. (Shahih Muslim No.3265)
Rasulullah saw. bersabda: Apabila Allah telah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian pada hari kiamat, maka akan diangkatlah sebuah panji untuk setiap pengkhianat lalu dikatakan: Inilah pengkhianatan si fulan bin fulan. (Shahih Muslim No.3265)
· Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Untuk setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah panji pada hari kiamat yang bertuliskan: Inilah pengkhianatan si fulan. (Shahih Muslim No.3268)
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Untuk setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah panji pada hari kiamat yang bertuliskan: Inilah pengkhianatan si fulan. (Shahih Muslim No.3268)
· Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Untuk setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah panji pengenal pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3270)
Rasulullah saw. bersabda: Untuk setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah panji pengenal pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3270)
4. Boleh bertipu-muslihat dalam perang
· Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perang itu adalah tipu-muslihat. (Shahih Muslim No.3273)
Rasulullah saw. bersabda: Perang itu adalah tipu-muslihat. (Shahih Muslim No.3273)
5. Makruh mengharap bertemu musuh dan perintah untuk bersabar jika bertemu
· Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra.:
Dari Abu Nadhr, dari sepucuk surat yang ditulis oleh seorang lelaki kaum Aslam, yang termasuk sahabat Nabi saw. yang bernama Abdullah bin Abu Aufa. Kemudian ia mengirim surat kepada Umar bin Ubaidillah ketika berangkat menuju Haruriah untuk memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah saw. ketika bertemu dengan musuh, beliau menunggu sampai matahari condong ke arah barat, lalu beliau berdiri di tengah-tengah pasukan dan bersabda: Hai manusia sekalian! Janganlah kamu mengharapkan pertemuan dengan musuh dan mohonlah kesehatan kepada Allah. Namun apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bersabarlah. Dan ketahuilah sesungguhnya surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang. Nabi saw. melanjutkan: Ya Allah, Tuhan Yang menurunkan kitab Alquran, dan Tuhan Yang menjalankan awan serta Tuhan Yang mengalahkan pasukan-pasukan musuh, berikanlah mereka kekalahan serta berikanlah kami kemenangan!. (Shahih Muslim No.3276)
Dari Abu Nadhr, dari sepucuk surat yang ditulis oleh seorang lelaki kaum Aslam, yang termasuk sahabat Nabi saw. yang bernama Abdullah bin Abu Aufa. Kemudian ia mengirim surat kepada Umar bin Ubaidillah ketika berangkat menuju Haruriah untuk memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah saw. ketika bertemu dengan musuh, beliau menunggu sampai matahari condong ke arah barat, lalu beliau berdiri di tengah-tengah pasukan dan bersabda: Hai manusia sekalian! Janganlah kamu mengharapkan pertemuan dengan musuh dan mohonlah kesehatan kepada Allah. Namun apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bersabarlah. Dan ketahuilah sesungguhnya surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang. Nabi saw. melanjutkan: Ya Allah, Tuhan Yang menurunkan kitab Alquran, dan Tuhan Yang menjalankan awan serta Tuhan Yang mengalahkan pasukan-pasukan musuh, berikanlah mereka kekalahan serta berikanlah kami kemenangan!. (Shahih Muslim No.3276)
6. Haram membunuh kaum wanita dan anak-anak kecil dalam perang
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa seorang wanita didapati terbunuh dalam suatu peperangan yang diikuti Rasulullah saw. lalu beliau mengecam pembunuhan kaum wanita dan anak-anak kecil. (Shahih Muslim No.3279)
Bahwa seorang wanita didapati terbunuh dalam suatu peperangan yang diikuti Rasulullah saw. lalu beliau mengecam pembunuhan kaum wanita dan anak-anak kecil. (Shahih Muslim No.3279)
7. Boleh membunuh kaum wanita dan anak-anak kecil dalam penyerangan di malam hari tanpa disengaja
· Hadis riwayat Sha`ab bin Jatsamah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya tentang kaum wanita dan anak-anak kecil musyrikin yang diserang pada malam hari lalu sebagian kaum serta anak-anak keturunan mereka terbunuh. Beliau menjawab: Kaum wanita dan anak-anak itu adalah termasuk bagian dari mereka. (Shahih Muslim No.3281)
Rasulullah saw. ditanya tentang kaum wanita dan anak-anak kecil musyrikin yang diserang pada malam hari lalu sebagian kaum serta anak-anak keturunan mereka terbunuh. Beliau menjawab: Kaum wanita dan anak-anak itu adalah termasuk bagian dari mereka. (Shahih Muslim No.3281)
8. Boleh menebang dan membakar pohon-pohon milik kaum kafir
· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah menebang dan membakar pohon milik Bani Nadhir yang berada di Buwairah. Di dalam hadisnya Qutaibah dan Ibnu Rumeh menambahkan: Kemudian Allah Taala menurunkan ayat: Apa saja yang kamu tebang dari pohon milik orang-orang kafir atau yang biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya, maka semua itu adalah dengan izin Allah, karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (Shahih Muslim No.3284)
Bahwa Rasulullah saw. pernah menebang dan membakar pohon milik Bani Nadhir yang berada di Buwairah. Di dalam hadisnya Qutaibah dan Ibnu Rumeh menambahkan: Kemudian Allah Taala menurunkan ayat: Apa saja yang kamu tebang dari pohon milik orang-orang kafir atau yang biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya, maka semua itu adalah dengan izin Allah, karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (Shahih Muslim No.3284)
9. Penghalalan harta rampasan perang khusus untuk umat Islam
· Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang nabi pernah berperang, lalu ia berkata kepada kaumnya: Tidak boleh mengikutiku seorang lelaki yang sudah mempunyai istri sedangkan ia ingin menggaulinya namun ia belum juga menggaulinya. Tidak boleh juga bagi lelaki lain yang telah mendirikan bangunan namun belum membuat atapnya. Juga bagi lelaki lain yang telah membeli seekor kambing atau beberapa ekor unta bunting yang akan melahirkan sehingga ia sedang menantikan kelahirannya. Beliau melanjutkan: Lalu berangkatlah ia berperang, sampai ketika telah mendekati sebuah desa pada waktu menjelang salat Asar, maka berkatalah ia kepada matahari: Hai matahari! Kamu diperintah dan aku juga diperintah. Ya Allah! Tahanlah (peredaran) matahari itu sebentar saja agar aku dapat menyerang. Maka tertahanlah matahari sehingga Allah memberikan kemenangan kepadanya. Beliau melanjutkan: Kemudian mereka mengumpulkan harta hasil rampasan perang agar disambar dan dimakan api namun ternyata api itu tidak mau membakarnya. Nabi itu berkata: Di antara kalian masih ada yang berkhianat mengambil harta rampasan dengan diam-diam! Maka hendaklah satu orang dari setiap kabilah membaiatku! Mereka pun lalu segera membaiatnya. Namun ternyata tangan salah seorang yang membaiat melekat dengan tangan nabi itu, maka ia berkata lagi: Di antara kalian masih ada yang berkhianat mengambil harta rampasan dengan sembunyi, maka hendaklah kabilahmu (orang yang tangannya melekat) membaiatku! Lalu kabilahnya pun segera membaiat nabi itu. Kemudian ternyata tangan dua orang atau tiga orang pemuda masih melekat dengan tangan nabi itu, sehingga ia berkata lagi: Di antara kamu sekalian masih ada orang yang berkhianat mengambil harta rampasan secara sembunyi dan kamu sekalian juga telah berkhianat! Lalu mereka menyerahkan kepada nabi itu emas sebesar kepala sapi (yang telah mereka sembunyikan). Kemudian mereka meletakkan emas itu tertumpuk dengan harta rampasan tadi di tengah tanah lapang. Lalu datanglah api membakar habis semua harta rampasan itu. Beliau bersabda: Harta rampasan perang itu sama sekali tidak dihalalkan kepada satu umat pun sebelum kita. Hal itu karena Allah Taala mengetahui kelemahan serta kekurangan kita, maka Allah menghalalkannya untuk kita. (Shahih Muslim No.3287)
Rasulullah saw. bersabda: Seorang nabi pernah berperang, lalu ia berkata kepada kaumnya: Tidak boleh mengikutiku seorang lelaki yang sudah mempunyai istri sedangkan ia ingin menggaulinya namun ia belum juga menggaulinya. Tidak boleh juga bagi lelaki lain yang telah mendirikan bangunan namun belum membuat atapnya. Juga bagi lelaki lain yang telah membeli seekor kambing atau beberapa ekor unta bunting yang akan melahirkan sehingga ia sedang menantikan kelahirannya. Beliau melanjutkan: Lalu berangkatlah ia berperang, sampai ketika telah mendekati sebuah desa pada waktu menjelang salat Asar, maka berkatalah ia kepada matahari: Hai matahari! Kamu diperintah dan aku juga diperintah. Ya Allah! Tahanlah (peredaran) matahari itu sebentar saja agar aku dapat menyerang. Maka tertahanlah matahari sehingga Allah memberikan kemenangan kepadanya. Beliau melanjutkan: Kemudian mereka mengumpulkan harta hasil rampasan perang agar disambar dan dimakan api namun ternyata api itu tidak mau membakarnya. Nabi itu berkata: Di antara kalian masih ada yang berkhianat mengambil harta rampasan dengan diam-diam! Maka hendaklah satu orang dari setiap kabilah membaiatku! Mereka pun lalu segera membaiatnya. Namun ternyata tangan salah seorang yang membaiat melekat dengan tangan nabi itu, maka ia berkata lagi: Di antara kalian masih ada yang berkhianat mengambil harta rampasan dengan sembunyi, maka hendaklah kabilahmu (orang yang tangannya melekat) membaiatku! Lalu kabilahnya pun segera membaiat nabi itu. Kemudian ternyata tangan dua orang atau tiga orang pemuda masih melekat dengan tangan nabi itu, sehingga ia berkata lagi: Di antara kamu sekalian masih ada orang yang berkhianat mengambil harta rampasan secara sembunyi dan kamu sekalian juga telah berkhianat! Lalu mereka menyerahkan kepada nabi itu emas sebesar kepala sapi (yang telah mereka sembunyikan). Kemudian mereka meletakkan emas itu tertumpuk dengan harta rampasan tadi di tengah tanah lapang. Lalu datanglah api membakar habis semua harta rampasan itu. Beliau bersabda: Harta rampasan perang itu sama sekali tidak dihalalkan kepada satu umat pun sebelum kita. Hal itu karena Allah Taala mengetahui kelemahan serta kekurangan kita, maka Allah menghalalkannya untuk kita. (Shahih Muslim No.3287)
10. Membagikan harta rampasan perang tambahan
· Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi saw. pernah mengutus satu pasukan perang, di mana aku juga ikut di dalamnya, ke daerah Najed. Lalu mereka berhasil memperoleh harta rampasan berupa unta yang cukup banyak. Mereka semua mendapat bagian dua belas atau sebelas ekor unta dan masing-masing masih ditambah seekor lagi sebagai tambahan. (Shahih Muslim No.3290)
Nabi saw. pernah mengutus satu pasukan perang, di mana aku juga ikut di dalamnya, ke daerah Najed. Lalu mereka berhasil memperoleh harta rampasan berupa unta yang cukup banyak. Mereka semua mendapat bagian dua belas atau sebelas ekor unta dan masing-masing masih ditambah seekor lagi sebagai tambahan. (Shahih Muslim No.3290)
· Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah membagikan harta rampasan kepada kami sebagai tambahan selain jatah kami dari seperlima harta rampasan, lalu aku memperoleh seekor unta tua. (Shahih Muslim No.3293)
Rasulullah saw. pernah membagikan harta rampasan kepada kami sebagai tambahan selain jatah kami dari seperlima harta rampasan, lalu aku memperoleh seekor unta tua. (Shahih Muslim No.3293)
Kita akan bersambung pada entri yang akan datang... wassalam...
Sumber :HR Muslim
Saturday, February 12, 2011
adik-adik dan kakaknya...
Peranan seorang kakak atau abang adalah melindungi adik-adiknya...
kakak : (dengan nada yang kasar) adik cepat lah jalan tu, kita dah lambat nie.
adik : (sembil mengheret begnya) kejaplah kakak adik penat nie, dah la berat beg nie, akak kita rehat jap leh
x?
kakak : (sambil kembali keadiknya) adik... bagi akak bawa beg tu, tapi kita jalan terus ya nanti kita lambat
pula nak masuk kelas.
adik : (sambil tersenyum) terima kasih kakak. ok jom la kita pergi...
begitulah bertapa sayangnya seorang kakak kepada adiknya, sanggup buat apa sahaja demi adiknya. kita macam itu kah? apa yang kita dah lakukan untuk adik2 kita? saya sarankan renungkan kembali dan fikirkan apakah yang adik kita sedang buat sekarang?.
saya menulis hal ini kerana ada sesuatu yang saya nampak masa makan tengahhari hari ini. bertapa sayangnya kakak kepada adiknya, apabila balik sekolah sanggup menggalas tiga buah beg, satu begnya dan dua beg dua orang adiknya yang pada masa itu dah nampak sangat kepenatan belajar disekolah. sanggup seorang kakak buat begitu demi adiknya. menitis air mata ini bila kenangkannya kembali. teringat akan adik2 saya yang jauh dimata tapi dekat dihati..
saya juga nak berkongsi cerita dengan anda semua tentang saya dan adik saya nie. kami berbeza umur cuma dua tahun. dahulu masa kami kecil kemana saja saya ada pasti dia pun ada bersama dah x leh nak dipisahkan kami berdua. apa yang saya ada pasti dia pun ada juga. walaupun kami bukan dari keluarga yang kaya tapi alhamdulillah segala keperluan kami mencukupi. dan pada sautu hari berlaku satu peristiwa. adik saya nie kan mengekor jer kemana saya pergi. hari itu kami berada diumah nenek kami, kami bermain di rumah hadapan pada saya melintas tu adik saya tertinggal dibelakang dia melintas lambat sedikit tetapi nasibnya malang apabila ditimpa kemalangan kakinya patah. dia berada dihospital selama sebulan dan ayah yang mengjaganya. saya dan ibu berulang alik setiap hari kehospital, walaupun jarak yang jauh kami sanggup pergi kalau x saya dah x ada kawan. sebelum saya punyai kawan yang ramai adik sayalah kawan saya. saya sayang adik saya. begitu juga dengannya dan apabila saya dah mula masuk kesekolah dia juga ingin kesekolah. pada hari pertama saya masuk kesekolah ayah yang menghantar dan adik bersama ibu saya. ketika ibu sedang masak didapur adik kuar umah, nasiblah kawan ayah yang berjumpa dengannya dan kawan ayah bertanya kepadanya " adik nak kemana nie" tahu apa yang dijawapnya. "saya nak kesekolah abg" begitulah kuatnya ikatan kami berdua walaupun ketika itu adik saya dah bertambah lagi dua orang. selepas hari itu ayah menghantarnya kesekolah tadika. saya tidak pun pernah kesekolah tadika tapi terus ke darjah satu. tapi semua itu dah berlalu kami berada di haluan masing2, walaupun kami jarang berjumpa dia tetap adik saya selamanya bersama dua lagi adik saya. saya berjanji walau apa yang berlaku saya tetap akan menjaga mereka.
inilah adik2 saya...
tapi kita dapat melihat pada zaman sekarang entah mengapa adik beradik pun nak bergaduh. kita dah lalui bermacam macam bersama tapi bila dah besar masing2 dengan hal sendiri x ada yang nak bertegur sapa kalau nak jumpa pun masa hari raya tu pun dah susah bila kawin. silap2 masak mak ngan ayah mati baru nak berjumpa adik beradik balik.. tambah pula lepas tu berebut harta keluarga lagilah bergaduh besar pula. ish2 apa nak jadi ya. bersamalah kita hindari pekara ini dari berlaku pada kita. berdoalah moga kita antara insan yang terhindar dari semua ini. kembalilah kita merenung masa lalu kita bersam adik beradik kita. fikir2kan.
sampai disini dulu yer, sekian wassalam.
jangan sampai berlaku perselisihan antara kita.
Friday, February 11, 2011
syair Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
Siapa tak menempuh jalan leluhurnya, pasti 'kan bingung dan sesat.
Wahai para cucu Nabi, tempuhlah jalan mereka.
Tempuhlah jalan lurus dan jauhilah segala bid’ah.
Pergilah bersama yang mencintai dan mentaati Allah.
Dalam beramal dan menahan diri, teladanilah mereka tapak demi tapak.
Berkat para salafmu, kau 'kan mendapat banyak manfaat.
Luas, agung dan mulia budi pekerti mereka.
Dalam tariqahnya, takkan kau dapati perselisihan atau sengketa.
Dengan penuh semangat, beramallah mereka dengan tulus.
Meningkatlah kedudukan mereka, tinggi dan mulia.
Tak mereka diamkan yang haus dalam kehausannya dan yang lapar dalam kelaparannya.
Dengan pekerti luhur, mereka usahakan jalan ‘tuk mengatasinya.
Dengan amal soleh, mereka muliakan masjid dan muka bumi.
Bergegas menyambut seruan manusia yang mereka cintai dan taati.
Iaitu sebaik-baiknya Nabi dan semulia-mulianya pemberi petunjuk dan dai.
Ketika beliau berdakwah kepada mereka, mereka pun mendengarkannya sepenuh hati.
Dengan semangat mereka berusaha ‘tuk segera meraih kedudukan mulia.
Tanpa angin atau layar, perahu pun berangkat berkat mereka.
Tetapi dengan inayah Allah perahu berlayar dengan taat, tak menentang.
Anugerah Allah ini dikhususkan untuk mereka yang patuh, tak membangkang.
Demikianlah ucapanku ini dan yang semisal ini selalu sedap di telinga.
Dengarkan dan pahamilah syair ini, didalamnya terhimpun segalanya.
Hiruplah keharuman ini, kerana ia tersebar di antara ahlinya.
Ya Allah, aku datang ke hadiratMu dengan suatu maksud dan tujuan.
Aku mengakui kelemahan, ketidaksempurnaan dan ketidakkuasaanku,
maka sempurnakanlah kekuranganku kerana ‘ku memang tak sempurna.
Tiada sandaran bagiku kecuali beliau yang keharuman namanya tersebar memenuhi alam semesta,
sebaik-baiknya Nabi yang cahayanya meredupkan segala cahaya.
(Diambil dari Ulama Hadramaut, Habib Umar Bin Hafiz, cetakan 1, penerbit Putera Riyadi Solo)
keajaiban hati ciptaan ALLAH
Tersedar ketika semua sahabat masih dibuai mimpi yang indah, mengharapkan hari yang mendatang lebih baik buat diri sendiri, selepas menunaikan kewajipan dengan ALLAH, entri ini menjadi pilihan sebelum membuat assingment untuk hari ini jumaat dihantar. pelik sungguh perangai manusia x dapat nak diduga setiap seorang hati manusia. sungguh ajaib ciptaanNya. hanya Dia sahaja tempat kita berserah, kerana Dia Maha Mengetahui segalanya.
“Sungguh ajaib hakikat penciptaan hati ini. Kelajuan perjalanannya tidak terhitung lajunya dan ruang gerakannya tiada batas sempadan tempat. Bahkan bila jasad mati, hati terus hidup di alam Barzakh sehingga ke alam Akhirat.”
Pernahkah kita terfikir ada suatu keajaiban di dalam diri kita yang kita sendiri tidak mampu mengawalnya? Ia diberi keupayaan untuk merasa senang dan susah. Ia juga sangat sensitif terhadap apa yang berlaku, yang didengar, dilihat dan dirasa. Dari sanalah ia menentukan sikap kita sama ada positif atau negatif. Yang peliknya, ia boleh bertukar-tukar rasa. Adakalanya dia rasa senang bila dipuji, rasa menderita apabila dikeji.
Rasa riak dan megah pula timbul bila mendapat kelebihan dan kejayaan. Hairan dengan diri bila mampu buat sesuatu yang orang lain tidak mampu. Tapi tiba-tiba rasa rendah diri dan hina diri bila ada kekurangan. Rasa sombong dan angkuh apabila berkuasa dan memiliki ilmu lebih dari orang lain. Rasa marah bila dihina orang. Rasa tidak senang bila tengok orang lain dapat lebih. Berdendam pula bila ada orang menganiaya diri. Simpati dan belas kasihan bila melihat orang kesusahan. Rasa keluh kesah bila mendapat kesusahan dan ditimpa penyakit. Rasa terhutang budi dan berterima kasih kepada orang yang menolong kita. Rasa gerun bila berdepan dengan sesuatu yang menakutkan. Rasa jijik pula bila berdepan dengan benda-benda kotor. Itulah dia hati atau roh.
Memang sungguh ajaib hakikat penciptaan hati ini. Kelajuan perjalanannya tidak terhitung lajunya dan ruang gerakannya tiada batas sempadan tempat. Bahkan bila jasad mati, hati terus hidup di alam Barzakh sehingga ke alam Akhirat. Hati atau rohlah yang akan menanggung azab dan nikmat yang dilakukan oleh jasad lahir semasa hidup di dunia.
Tempat letaknya roh ini ialah di dalam hati jasmani. Hati manusia berbeza dengan hati haiwan. Hati manusiaboleh menerima perintah dan larangan dan dipanggil rohul amri. Manakala roh haiwantidak boleh menerima perintah dan larangan dipanggil rohul hayah.
Yang ajaibnya, hati yang boleh beralih-alih rasa itu, ia sebenarnya boleh dirangsang oleh faktor-faktor luar. Perasaan ini pula akan mempengaruhi sikap lahir manusia. Kalau rasa baik, baiklah tindakannya dan kalau rasa jahat, maka jahatlah tindakannya. Dengan kebolehan inilah hati seolah-olah raja yang bertakhta di dalam diri manusia. Dialah bakal menentukan baik buruknya manusia. Namun ia ada penasihat iaitu akal. Sementara anggota-anggota lahir sebagai rakyat jelata yang sentiasa menurut perintahnya.
Sepertimana yang berlaku di dalam sesebuah kerajaan, pasti ada sahaja musuh yang suka melihat sesuatu kerajaan itu kucar-kacir. Begitu juga di dalam diri manusia, nafsu dan syaitan merupakan musuh utama roh manusia. Begitulah rupanya struktur kerja yang berlaku di dalam diri manusia yang perlu difahami dan diberi perhatian.
Kerana baik jahatnya seseorang manusia sangat bergantung kepada pengurusan yang ada di dalam diri manusia itu. Siapa yang mengabaikan hati, ertinya dia membiarkan dirinya berjalan di dalam keadaan yang gelap dan meraba-raba hingga menyebabkan banyak benda yang dilanggarnya. Kalau di dunia pun nasibnya belum tentu selamat apalagi kalau di Akhirat nanti.
Sebab itu Allah memerintahkan supaya kita mendidik hati kita supaya sentiasa berlaku taat kepada-Nya sepertimana
maksud firman-Nya:
maksud firman-Nya:
“Beruntunglah siapa yang membersihkan hatinya dan rugilah siapa yang mengotorinya.” (As Syams :9)
“Pada hari itu, tidak berguna lagi harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang pergi menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat.” (Asy Syuara: 88-89)
Bagaimana sepatutnya hati seorang mukmin itu?
1. Sensitif dengan Tuhan.
Merasa takut dan gerun dengan kekuasaan Allah. Allah boleh berbuat apa sahaja tanpa perlu berunding dengan manusia. Manusia terlalu lemah untuk menolak sebarang takdir Allah. Katalah berlaku banjir di suatu kawasan perumahan, kalaupun mereka yang tinggal di situ adalah golongan yang berharta dan mempunyai kuasa, tapi mampukah mereka mengalihkan banjir ke kawasan lain? Sudah tentu tidak mampu. Mereka mampu sekadar menyelamatkan diri, kalaupun belum terlewat. Begitulah bukti lemahnya manusia.
Merasa takut dan gerun dengan kekuasaan Allah. Allah boleh berbuat apa sahaja tanpa perlu berunding dengan manusia. Manusia terlalu lemah untuk menolak sebarang takdir Allah. Katalah berlaku banjir di suatu kawasan perumahan, kalaupun mereka yang tinggal di situ adalah golongan yang berharta dan mempunyai kuasa, tapi mampukah mereka mengalihkan banjir ke kawasan lain? Sudah tentu tidak mampu. Mereka mampu sekadar menyelamatkan diri, kalaupun belum terlewat. Begitulah bukti lemahnya manusia.
2. Orang mukmin bila mendapat kejayaan, nikmat, kemudahan hidup, kelapangan hidup, hatinya terasa syukur kepada Allah.
Dia merasakan semua itu pemberian Allah, bukan hasil usahanya. Kalaupun dia berusaha tapi bila Allah tidak izinkan, pasti dia tidak mampu melakukannya. Sebagai contoh, berapa ramai di kalangan tokoh-tokoh korporat yang dulunya menguasai perniagaan tapi terpaksa menanggung hutang yang banyak bila menghadapi kemelesetan ekonomi. Sebab itu bagi orang mukmin, kalau keuntungan dan nikmat diperolehi, dia merasa terhutang budi dan malu dengan Allah. Walaupun dirinya masih banyak melakukan dosa dan tidak membuat apa-apa bakti kepada Allah, namun Allah sudi lagi mengurniakan berbagai-bagai nikmat kepadanya.
Dia merasakan semua itu pemberian Allah, bukan hasil usahanya. Kalaupun dia berusaha tapi bila Allah tidak izinkan, pasti dia tidak mampu melakukannya. Sebagai contoh, berapa ramai di kalangan tokoh-tokoh korporat yang dulunya menguasai perniagaan tapi terpaksa menanggung hutang yang banyak bila menghadapi kemelesetan ekonomi. Sebab itu bagi orang mukmin, kalau keuntungan dan nikmat diperolehi, dia merasa terhutang budi dan malu dengan Allah. Walaupun dirinya masih banyak melakukan dosa dan tidak membuat apa-apa bakti kepada Allah, namun Allah sudi lagi mengurniakan berbagai-bagai nikmat kepadanya.
3. Jika terbuat dosa, sekalipun dosa kecil, apalagi kalau dosa besar, hatinya akan merasa resah gelisah, takut dan hilang ketenangan.
Rasa menyesalnya bukan kepalang. Dia merasa bersalah dengan Tuhan. Bersungguh-sungguh dia meminta ampun kepada Tuhan. Bukan sahaja matanya menangis, hatinya pun turut menangis sama mengenangkan kejahatan yang dilakukan. Yang paling ditakutinya bila dosa tidak terampun, bermaksud tentulah Allah tidak redha kepadanya. Tanpa keredhaan Allah hilanglah bahagia di dunia lebih-lebih lagi di Akhirat.
Rasa menyesalnya bukan kepalang. Dia merasa bersalah dengan Tuhan. Bersungguh-sungguh dia meminta ampun kepada Tuhan. Bukan sahaja matanya menangis, hatinya pun turut menangis sama mengenangkan kejahatan yang dilakukan. Yang paling ditakutinya bila dosa tidak terampun, bermaksud tentulah Allah tidak redha kepadanya. Tanpa keredhaan Allah hilanglah bahagia di dunia lebih-lebih lagi di Akhirat.
4. Hati orang mukmin sentiasa rasa di awasi Tuhan.
Allah mendengar, melihat, mengetahui apa sahaja yang dilakukan setiap detik, setiap masa dan ketika. Semua manusia tidak terlepas dari pengawasan-Nya. Kerana itu, orang mukmin sangat menjaga hukum dan perintah Allah walaupun berhadapan dengan keinginan nafsu yang sedang memuncak.
Allah mendengar, melihat, mengetahui apa sahaja yang dilakukan setiap detik, setiap masa dan ketika. Semua manusia tidak terlepas dari pengawasan-Nya. Kerana itu, orang mukmin sangat menjaga hukum dan perintah Allah walaupun berhadapan dengan keinginan nafsu yang sedang memuncak.
5. Kalau diuji oleh Tuhan, hati orang mukmin sabar dan redha. Bahkan tenang dengan ujian dan kesusahan hidup.
Dia bersangka baik dengan Allah bahawa ujian adalah untuk penghapusan dosa atau peningkatan darjat di sisi Tuhan. Kalau diuji dia tidak pun melatah, marah-marah, keluh kesah, apalagi merungut-rungut dan mengungkit-ungkit. Sekalipun difitnah, ditohmah, dihina, disakiti, atau ditimpa bencana alam, dia sedar kesemuanya merupakan ujian dari Allah dan Allah tidak bermaksud untukmenyusahkan hamba-Nya melainkan ada hikmah di sebalik kejadian tersebut.
Dia bersangka baik dengan Allah bahawa ujian adalah untuk penghapusan dosa atau peningkatan darjat di sisi Tuhan. Kalau diuji dia tidak pun melatah, marah-marah, keluh kesah, apalagi merungut-rungut dan mengungkit-ungkit. Sekalipun difitnah, ditohmah, dihina, disakiti, atau ditimpa bencana alam, dia sedar kesemuanya merupakan ujian dari Allah dan Allah tidak bermaksud untukmenyusahkan hamba-Nya melainkan ada hikmah di sebalik kejadian tersebut.
6. Hati orang mukmin sangat merendah diri dengan Tuhan.
Dari setitis air mani yang hina, manusia terlalu lemah dan tiada kuasa apa-apa yang boleh dilakukannya kalau bukan dengan kehendak Allah. Setiap detik manusia memerlukan Tuhan di dalam hidupnya.
Dari setitis air mani yang hina, manusia terlalu lemah dan tiada kuasa apa-apa yang boleh dilakukannya kalau bukan dengan kehendak Allah. Setiap detik manusia memerlukan Tuhan di dalam hidupnya.
7. Sentiasa terkenang nikmat-nikmat Allah yang terlalu banyak yang belum pun sempat di hitung, Allah tambah lagi nikmat-Nya.
Nikmat ilmu, nafas, akal, air, makanan, harta, anak isteri, bumi, langit, haiwan, tumbuhan dan seluruh alam semesta yang tidak pernah kita minta. Allah jadikan kesemuanya itu untuk keperluan manusia. Berapa banyak nikmat yang tidak kita minta dan belum pun kita syukuri telah Allah berikan.
Nikmat ilmu, nafas, akal, air, makanan, harta, anak isteri, bumi, langit, haiwan, tumbuhan dan seluruh alam semesta yang tidak pernah kita minta. Allah jadikan kesemuanya itu untuk keperluan manusia. Berapa banyak nikmat yang tidak kita minta dan belum pun kita syukuri telah Allah berikan.
Justeru itu sepatutnya kita malu bila mendesak-desak Tuhan supaya kabulkan permintaan kita yang belum Dia tunaikan. Begitulah Maha Baiknya Tuhan yang setiap detik memberi nikmat tanpa meminta kita membalasnya.
Begitulah beberapa ciri hati orang mukmin yang sepatutnya kita rasakan. Hati yang dapat merasakan perkara-perkara di ataslah hati yang membawa keikhlasan, kejujuran, kasih sayang dan harmoni di dalam masyarakat. Akhirnya dari hati inilah yang akan membuahkan keamanan, kedamaian dan kebahagiaan yang diidam-idamkan. Tetapi kalau di dalam hati penuh dengan sifat hasad dengki, pemarah, tidak boleh berlapang dada, sombong, iri hati, salah menyalahkan orang lain dan berbagai-bagai lagi sifat yang negatif, mustahil akan melahirkan masyarakat yang harmoni. Justeru itu mari kita sama-sama membina hati yang baik agar segala masalah yang kronik dapat diselesaikan dengan segera.
Subscribe to:
Posts (Atom)